-->

Pro Kontra Ujian Nasional yang Selalu Booming Saat Menjelang Pelaksanaannya

Pro Kontra Ujian Nasional Berbasis Online

Ujian Nasional (UN) selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangan pada masa penyelenggaraannya. Setiap tahun, pelaksanaan UN selalu diwarnai dengan beragam masalah yang tak kunjung usai. Mulai dari isu kebocoran kunci jawaban, kekurangan lembar soal, hingga aksi sontek-menyontek. Siswa SMP atau SMA yang hendak mengikuti UN tentu harus mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Pasalnya, ujian yang hanya berlangsung selama tiga hari tersebut akan menjadi penentu lulus atau tidaknya siswa setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun.

Tak heran jika persiapan yang dilakukan para siswa kerap membuat mereka tertekan hingga akhirnya stres. Para siswa harus memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan pemerintah untuk dapat lulus. Padahal tidak semua siswa memiliki kemampuan akademik yang sama, terutama antara siswa di sekolah kota dan siswa di sekolah pinggiran.


Aturan yang ada kerap menjadi beban bagi siswa. Mereka terlalu disibukkan dengan hal-hal teknis, sehingga mengurangi konsentrasi dalam mempelajari materi UN. Akhirnya hal tersebut justru membuat para siswa tidak dapat menguasai materi-materi UN dengan baik. Ujung-ujungnya, jalan pintas yang melanggar aturan UN pun menjadi pilihan.


Momentum “Tobat Sambel”
Selain itu, UN juga sering menjadi momentum “tobat sambel.” Menjelang pelaksanaan UN, para siswa berlomba-lomba menunjukkan sisi religius mereka. Mulai dari rajin mendekatkan diri kepada Tuhan, hingga gemar berbuat kebaikan. Secara etika, hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Sah-sah saja jika para siswa melakukannya. Malahan tradisi tersebut berdampak positif terhadap karakter siswa. Namun, kesalahan yang umum terjadi adalah mereka melakukannya demi lulus UN, bukan karena Tuhan atau orang-orang di sekitar. Sehingga setelah pelaksanaan UN lewat, para siswa akan melupakan tobat tersebut, dan kembali ke tabiat awal.


UN Online, Inovasi yang Mesti Dikaji Ulang
Ujian Nasional (UN) dengan sistem Computer-Based Test (CBT) merupakan inovasi yang bagus dalam dunia pendidikan. Selain mengikuti tren perkembangan zaman dengan memanfaatkan perangkat digital, juga dapat menghemat anggaran karena tidak perlu lagi mencetak lembar soal dan jawab.

Akan tetapi, di sisi lain sistem ini juga masih memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah menimbulkan perubahan kondisi psikologis siswa yang akan menjalankan.


Kecurangan UN

Pengubahan sistem UN cetak menjadi berbasis online tentu akan membuat beberapa siswa tertekan. Mereka dapat memiliki kekhawatiran yang berlebih terhadap risiko terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya, kemungkinan terjadi kerusakan perangkat komputer atau jaringan internet lelet saat pelaksanaan ujian. Ketakutan pada hal-hal tersebut dapat mengacaukan konsentrasi belajar siswa, sehingga dapat melemahkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal UN.


Prioritaskan Kondisi Siswa
Pihak sekolah dan pemerintah harus tetap mengutamakan kondisi siswa, di samping mempersiapkan segala keperluan UN online. Bagi sekolah-sekolah yang memang belum mampu melaksanakannya—baik secara fasilitas maupun kesiapan siswa, tidak  perlu memaksakan. Jangan sampai UN online  menjadi beban bagi siswa. Ketenangan diri siswa harus menjadi prioritas utama, supaya mereka dapat menjalankan UN dengan sebaik-baiknya.


Tampaknya, pemerintah perlu mengkaji ulang pelaksanaan UN. Dampak positif dan negatif perlu diperhitungkan. Jangan sampai UN malah menjadi perusak moral generasi bangsa.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pro Kontra Ujian Nasional yang Selalu Booming Saat Menjelang Pelaksanaannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel