-->

Membayangkan Rasanya Jadi Kang Daniel






HIBERNASI -- Rabu, tanggal 2 Januari 2019 yang lalu, saat sebagian besar orang mulai mengungkapkan sambatannya gara-gara harus kembali menghadapi kenyataan hidup yang pahit, karena masa berleha-leha untuk menghabiskan waktu liburan telah tiada, ada lebih dari satu juta orang yang mempunyai kesibukan baru.

Lebih dari satu juta orang itu saya yakini betul tidak hanya berasal dari negeri kita tercinta, Indonesia, melainkan juga dari berbagai negara lain di seluruh penjuru dunia.

Namun, saya yakini juga—meski tanpa riset yang bisa dipertanggungjawabkan, ada banyak rakyat Indonesia yang turut berpartisipasi dalam kesibukan ini.

Aduh, apa sih kesibukannya? Kok heboh sekali?

Tenang, yang pasti, kesibukan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan aktivitas tim Kampret ataupun tim Cebong—apalagi tim Dildo.

Orang-orang yang sebenarnya juga cukup potensial untuk menambah jumlah suara di salah satu kubu pada 17 April kelak ini ternyata sibuk menjadi pengikut (follower) akun @thisisdaniel_k di instagram.

Saya yakin betul, kamu juga salah satunya. Jika tidak, mana mungkin akun yang belum genap berumur sehari semalam itu bisa memecahkan rekor dunia—Guinness World Record, sebagai pemegang waktu tercepat dalam mendapatkan satu juta pengikut di instagram.

Ia memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Pope Francis—yang mendapatkan satu juta pengikut dalam kurun 12 jam, tahun 2016 silam.

Daebak banget, to? Sedangkan saya, yang sudah aktif bermain instagram sejak zaman baheula, saat aplikasi instagram belum femes-femes banget, sampai sekarang followers belum tembus angka 500 juga. Tiba-tiba saya merasa sedih.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kita Harus Menonton Drama Korea Wok of Love

Bayangkan saja, akun instagram yang masih sangat fresh bak bayi yang belum dipotong tali pusarnya, bisa langsung menghipnotis lebih dari satu juta umat manusia untuk menekan tombol ‘Follow’ dari akunnya masing-masing hanya dalam waktu kurang dari 12 jam—tepatnya, menurut data yang dikutip berbagai media online pemuja click bait, hanya 11 jam 36 menit.

Jika ini bukan karena kamu yang masih sangat selow—atau justru masih aras-arasen untuk memulai aktivitas rutin sehari-hari pasca-super-long-weekend, sehingga lebih memilih scrolling layar instagram, ya pasti karena si pemilik akun adalah seseorang yang sangat influential.

Dan sepertinya alasan yang kedua jauh lebih masuk akal yeorobun. Meski yang pertama juga mungkin, sih.

Pemilik akun instagram fenomenal di awal tahun 2019 ini adalah Kang Daniel, manusia yang baru menginjak usia 22 tahun pada 10 Desember 2018 kemarin.

Tanpa perlu saya jelaskan panjang-lebar, pasti semua orang sudah tahu siapa itu Kang Daniel—atau setidaknya satu juta orang lebih yang telah mengikuti akunnya itu.

Jadi, daripada memberi informasi yang sudah menjadi rahasia umum, saya justru lebih tertarik untuk membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang Kang Daniel.

Ketertarikan ini saya rasa sangat unik, sebab saya adalah seorang laki-laki—yang kebetulan, untuk tidak menyebut diri sendiri sebagai fanboy, cukup sering memperhatikan perkembangan dunia hiburan, khususnya di Korea Selatan.

Biasanya, orang akan membayangkan bagaimana rasanya menjadi pacar—atau yang lebih ekstrem, menjadi istri—dari Kang Daniel, karena mereka adalah para perempuan, lebih tepatnya fangirls.

Namun, karena saya laki-laki, maka tidak biasa.

Jadi, selama beberapa waktu ke depan, saya mohon dengan sangat, tolong luangkan waktumu untuk membayangkan—mengkhayal.

Dalam hidup ini, tidak ada yang gratis selain aroma masakan tetangga dan angan-angan. Jadi, jika perjuanganmu disinyalir tak akan sesuai ekspektasi, sesekali berangan-anganlah!

Kang Daniel ini baru saja ‘putus’ dengan YMC Entertainment sebagai member boyband Wanna One, karena memang sudah habis masa kontranya—dan Wanna One sebagai idol group jebolan program survival bertajuk Produce 101 Season 2 itu juga resmi bubar, 31 Desember 2018 lalu.

Jika saya bayangkan, dalam posisi ini, Kang Daniel akan merasa bahagia—mungkin superbahagia malahan.

Apa pasal? Ini soal materi sih. Nggak bisa kita—atau setidaknya saya, pungkiri bahwa hidup itu butuh materi. Bagaimana pun, kalau nggak punya uang, mau bahagia itu rasanya susah.

Sebelumnya, Kang Daniel harus selalu membagi semua penghasilan yang didapat dengan member Wanna One yang lain. Jumlahnya tidak main-main, ada 11 orang, termasuk Kang Daniel sendiri.

Belum lagi, gajinya juga masih harus dipotong lagi oleh agensi yang menaunginya secara pribadi. Pasti susah sekali perhitungannya, butuh anak Akuntansi yang cukup rajin masuk kuliah untuk melakukan pekerjaan ini.

Yang pasti lagi, penghasilan Kang Daniel akan semakin kecil. Nyesek dong, sudah kerja bagai quda tapi masih banyak potongan sana-sini—penonton alay, kali ah.



Fyi, menurut sebuah laporan media online, ketika pembagian gaji pertama sebagai member Wanna One, Kang Daniel yang merupakan member paling sibuk justru menerima penghasilan bersih paling sedikit dari manajemen. Idol Korea keras luuur!

Sekarang, ia bebas untuk berkarier secara solo, tak perlu membagi ‘transferan’ yang diperoleh dengan 10 orang lainnya.

Dan kabar baiknya adalah, sepertinya karier Kang Daniel ke depan bakal makin bersinar. Buktinya, hanya dalam 11 jam 36 menit saja ia bisa mengumpulkan lebih dari satu juta followers. Ini menunjukkan kalau fansnya benar-benar terpampang nyata, bukan ilusi fatamorgana, dan tersebar di mana-mana—seluruh jagat raya.

Bayangkan Kang Daniel ini terjun sebagai salah satu caleg, dia nggak perlu pasang banner-banner di jalanan untuk kampanye. Cukup buat postingan instagram aja—kalau lagi malas bikin caption bisa pesan sama Bang Zarry Hendrik, kemungkinan besar juga bakal terpilih.

Sebab, semua akan Kang Daniel pada waktunya. Krik, krik.

Untuk urusan jodoh, menjadi Kang Daniel rasanya pasti juga menyenangkan. Kalau kamu, termasuk saya, harus rela jadi ‘abang ojek’ nya doi, atau pengantar softek ke kos-kosannya pas tengah malam dulu baru bisa diakui sebagai pacar—itu pun setelah berkali-kali digampar. Lain ceritanya dengan Kang Daniel. Dengan segala pesonanya, tanpa harus susah payah memperjuangkan sesuatu yang belum pasti, sudah banyak nuna-nuna yang mengantre.

Ssshh... lo tinggal milih, Niel!

Jadi, kalau Kang Daniel ini pengin nikah muda, ya sok atuh, gampang itu mah, bisa diatur. Calon sudah pasti ada, materi juga. Tapi kayaknya, dia nggak ikut program nikah muda, eh.

Ya sudah Niel, saya saja yang lebih tua juga belum menikah. Santai, sing abot-abot pikir keri, yen ra kuat laporke polisi.

Kehidupan ini memang penuh dengan misteri. Ada orang-orang yang sudah kebelet nikah, tetapi belum siap segalanya. Namun, ada juga orang yang sudah siap segalanya, tetapi tidak nikah-nikah.

Kalau kata teman saya, untuk tidak terlalu pusing memikirkan hal ini, katanya, “Jodoh itu sebenarnya mudah, kalau tidak mudah itu berarti... sulit.” What the hell!

Membayangkan rasanya jadi Kang Daniel, dalam sisi-sisi tertentu mungkin menyenangkan. Namun, bagaimana pun Kang Daniel adalah manusia. Tidak bijak rasanya jika saya membayangkan menjadi sosok lain, yang sama-sama manusia, tanpa melihat sisi-sisi nelangsanya. Sebab, yang namanya manusia itu tidak ada yang tidak memiliki masalah—kelemahan. Semua pasti akan mengeluh pada saatnya.

Baca Juga: Come and Hug Me, Drama Korea yang Tetap Memikat Meski Tanpa Pemain Populer

Jika hari ini kita melihat Kang Daniel menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan dunia entertainment Korea Selatan—atau bahkan dunia, pasti ada perjalanan amat panjang yang mesti dilaluinya.

Untuk merasakan hidup sebagai Kang Daniel, mau tidak mau saya harus banyak mencari referensi yang membahas soal kehidupan masa lalunya. Sebab, semua orang pasti hidup bersama dengan masa lalunya, sadar atau tidak sadar. Kamu pun, yang kini sudah bahagia dengan si dia, pasti tetap ingat siapa orang pertama yang pernah menyatakan cintanya—meski pada akhirnya takdir tidak berpihak.

Menjadi Kang Daniel, berarti kita harus merasakan hidup yang berat di masa lalu. Ia adalah anak tunggal yang tumbuh besar bersama sang ibu setelah perceraian kedua orang tuanya.

Ia bukan keturunan tajir melintir, bahkan bisa dibilang kehidupan keluarganya cukup memprihatinkan. Pernah tinggal di sebuah tempat yang sempit dan bau, serta memiliki tubuh yang gemuk dan mata sipit, membuat Kang Daniel menjadi objek bullying.

Ah, meski sedih, setidaknya ada bagian hidup Kang Daniel, si pemegang rekor ‘pengepul’ satu juta followers instagram tercepat di dunia, yang sama dengan sebagian besar dari kita. Menjadi objek bullying.

Tidak ada orang yang tidak pernah menjadi korban perundungan. Kalau kamu tidak merasa, berarti mainmu kejauhan.

Sedih membayangkan rasanya menjadi Kang Daniel dalam fase ini. Namun, akhirnya dia bisa bangkit.

Kalau seorang korban bullying, yang bahkan takut dengan serangga ini saja bisa menjadi Kang Daniel, bagaimana dengan kamu? Pasti ada hal yang bisa kamu lakukan agar bisa menjadi ‘Kang Daniel’ versi hidupmu sendiri.

Apa itu? Coba pikirkan sendiri. Saya juga melakukannya. Kalau kira-kira sudah mentok dan bosan, tapi belum mendapatkan jawaban, sesekali ceklah @marikitasambattentanghariini di instagram setelah me-love postingan Kang Daniel.

Selain sejarah hidup, ada satu hal lagi yang menunjukkan jika hidup sebagai Kang Daniel tidak sebahagia yang kita bayangkan. Sebab, Kang Daniel pasti tidak pernah ikut menandatangani petisi untuk menolak iklan Blackpink sambil menonton iklannya sekaligus. Teman saya pernah, dan seru, katanya!

Sepertinya, saya harus membayangkan rasanya jadi teman saya itu—yang hidupnya woles abis. []

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Membayangkan Rasanya Jadi Kang Daniel"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel